Raudhah (20/8/2020). Memperingati Tahun Baru Hijriyah 1 Muharram 1442 H serta milad Pesantren Ar-Raudlatul Hasanah yang ke 39, seperti tahun-tahun yang telah lalu, ba’da shalat maghrib seluruh santri/wati bersama Bapak Direktur berkumpul di Masjid dalam rangka Muhasabah Tahun Baru 1442 H (19/8). Lalu esoknya (20/8) jam 04.00 wib dini hari seluruh santri dan santriwati bangun lebih awal melaksanakan shalat tahajjud berjamaah yang diimami langsung oleh Bapak Direktur. Usai shalat, KH. Solihin Adin berdoa yang diamini oleh ribuan santri/wati agar tahun ini menjadi tahun yang penuh berkah bagi santri dan santriwati, guru-guru dan Pesantren Ar-Raudlatul Hasanah khususnya.
Pada pagi harinya (20/8), seluruh santri dan santriwati, guru-guru, Direktur serta Pimpinan berkumpul di lapangan hijau mengadakan upacara. Upacara kali ini cukup spesial, selain memperingati tahun baru hijriyah 1442 H dan hari jadi Pesantren Ar-Raudlatul Hasanah yang ke 39, pesantren juga membuka kegiatan Porseni (Pekan Olahraga dan Seni) yang masih merupakan rentetan kegiatan Pekan Perkenalan Khutbatul ‘Arsy.
Mengawali amanahnya, Bapak Direktur KH. Solihin Adin menceritakan sekelumit kisah hijrah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam beserta para sahabatnya dari Kota Makkah menuju Kota Yastrib. Dengan segala intimidasi dan penyiksaan bahkan sampai pada tahap pembunuhan yang dilakukan oleh kaumnya sendiri, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam beserta para sahabat terpaksa melakukan hijrah ke kota lain. Kota itu hari ini dikenal dengan Madinah Al-Munawwarah. Kota yang memiliki peradaban tinggi, kota yang sudah mengerti dengan peradaban, menghormati orang Muslim dan menghargai orang-orang yang beragama lain. Indonesia belum lama merdeka, tapi Islam datang untuk menyatakan sesungguhnya manusia itu sama sebagai makhluk Allah. Maka perjuangan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersama para sahabat mendapat kesuksesan di Kota Madinah diterima oleh kaum Anshor, sehingga dari situlah kemudian berkembangnya Islam sampai ke daerah manapun.
“Maka ini menjadi pelajaran untuk kita bahwa Hijrah merupakan tonggak perjuangan dakwah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersama para sahabat untuk mentauhidkan Allah Subhanahu wa ta’ala. Maka kita di sini harus menjadikan pelajaran peristiwa hijrah ini untuk melakukan perubahan diri untuk menjadi lebih baik lagi, lebih hebat lagi, lebih sukses lagi. Mulailah langkahmu, mulai mimpimu, cita-citamu, dari Ar-Raudlatul Hasanah yang telah kamu lakukan hijrah dari kampungmu, dari daerahmu, dari kotamu masing-masing meninggalkan kedua orangtua. Dibandingkan hijrahmu lithalabil ‘ilmi dengan hijrahnya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam tidak ada apa-apanya, tapi tetap bernama hijrah.” Tegas Bapak Direktur.
Selain memperingati hijrahnya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam, KH. Solihin Adin juga menyinggung bahwa upacara hari ini sebagai peringatan hari jadinya Pesantren Ar-Raudlatul Hasanah yang ke 39 (1403 H-1442 H). “Semoga dengan semakin dewasanya Raudhah, semakin dewasa juga kemajuan dan kesuksesannya” ucap KH. Solihin yang diamini oleh ribuan santri dan santriwati.
Selanjutnya untuk memeriahkan tahun baru hijriah dan milad yang ke 39, serta masih dalam rentetan Pekan Perkenalan Khutbatul ‘Arsy, Pesantren Ar-Raudlatul Hasanah menggelar (Porseni-KA) Pekan Olahraga dan Seni Khutbatul ‘Arsy antar Rayon. Selama sepekan (20/8-27/8) setiap sorenya seluruh rayon akan mengutus anggotanya untuk bertanding dalam perlombaan olahraga dan seni yang telah ditentukan oleh panitia, di antaranya, Cabang Olahraga Putra: Basket, Voli, Sepak Bola, Takraw, badminton, dan Atletik. Cabang Olahraga Putri: Basket, Voli, badminton, Skipping, Senam dan Atletik. Cabang Seni Putra: Kaligrafi Murni, Art Magazine, Akustik, dan Fashion Show.Cabang Seni Putri: Handicraft, Kaligrafi, Komik, Fashion Show, dan Membuat Salad Buah.
Selain perlombaan olahraga dan seni, Seksi Perpustakaan dan Kajian Raudhah juga menyelenggarakan perlombaan seperti; Lomba menulis Essay, Cipta Puisi, Baca Puisi, Menulis Cerpen, Resensi Buku, dan lomba Menghapal Biografi Sahabat dan Ulama.
Nantinya ketika upacara penutupan Porseni-KA (27/8) para pemenang akan diumumkan dan diberi hadiah sebagai bentuk apresiasi telah bersungguh-sungguh memperjuangkan rayonnya.
Raudlah (17/8/2020). Dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun Republik Indonesia yang ke 75, Pesantren Ar-Raudlatul Hasanah melaksanakan upacara peringatan kemerdekaan Republik Indonesia di lapangan hijau Pesantren (17/8). Diikuti oleh lebih dari 3.600 santri/wati, guru-guru, Bapak badan wakaf, serta Bapak Pimpinan, upacara pada pagi hari tersebut berjalan dengan khusyuk dan khidmat.
Bertindak sebagai inspektur upacara, Bapak Direktur Pesantren Ar-Raudlatul Hasanah KH. Solihin Adin, S.Ag., MM., mengawali amanahnya dengan mengajak seluruh warga Pesantren Ar-Raudlatul Hasanah untuk bersyukur kepada Allah Ta’ala, karena masih diberikan kesempatan untuk terus berjuang melanjutkan estafet perjuangan para pejuang Indonesia yang telah gugur dalam rangka memerdekaan Indonesia dari penjajahan Belanda dan Jepang. Momen ini merupakan momen yg sangat penting untuk diperingati.
Dalam kondisi pandemi Covid-19 yang belum mereda, Alhamdulillah pesantren masih bisa melaksanakan upacara peringatan Hari Ulang Tahun Republik Indonesia yang ke 75 dengan normal, hal ini karena seluruh santri sudah melewati masa isolasi yang telah ditentukan protokol kesehatan. “Di luar sana banyak orang-orang serta instansi yang tidak bisa melakukan apa yg kita lakukan hari ini. Bahkan tadi pagi berita dari Jawa Timur, sudah keluar larangan untuk membuat acara dan perlombaan yang mengundang kerumunan” ucap Direktur.
Direktur juga terus mengingatkan untuk menjalankan protokol kesehatan, mulai dari menggunakan masker, menghindari kerumunan, rajin mencuci tangan dan terus berdoa. Walaupun sudah 1 bulan melewati masa isolasi, tapi protokol kesehatan tetap harus dijalankan sampai pandemi benar-benar berakhir.
Direktur melanjutkan bahwa secara nyata Indonesia memang telah merdeka sejak 75 tahun lalu dari penjajahan Belanda dan Jepang. Ditandai dengan dibacakannya teks proklamasi oleh Bung Karno pada 17 Agustus 1945. Namun merdeka bukan hanya terbebas dari penjajahan dari bangsa lain. Merdeka bisa berarti Tauhid, yaitu terbebas dari menyekutukan Allah. Merdeka juga berarti bebas menentukan masa depan, merdeka menentukan impian dan cita-cita.
Secara budaya Indonesia masih belum merdeka dari budaya luar. Hal tersebut dibuktikan masih banyak orang Indonesia yang senang mengikuti fashion dari barat dan Korea. Dari segi ekonomi Indonesia juga belum merdeka karena masih banyak yang cinta dengan produk-produk luar negeri, orang-orangnya kurang meminati produk dalam negeri.
Indonesia adalah negara kaya raya. Kaya akan sumber daya alamnya, lautnya, hutannya, seni dan budayanya, tapi belum merdeka dari kemiskinan. Masih banyak bangsa Indonesia yang hidup di bawah garis kemiskinan. Salah satu kekurangan bangsa Indonesia adalah malas membaca. Survey dari UNESCO minat baca orang Indonesia di bawah 1%. “Untuk itu, kita sebagai santri, mari kita mulai menaikkan minat baca bangsa ini menjadi lebih baik. Sesungguhnya bangsa Indonesia belum merdeka. Merdeka dari kemiskinan, merdeka dari kelemahan, merdeka dari kebodohan”.
Di akhir amanahnya, Bapak Direktur mengutip pernyataan Bung Karno yg terkenal, “Perjuanganku lebih mudah karena mengusir penjajah. Namun perjuanganmu akan lebih berat karena melawan bangsamu sendiri!”
Pesantren juga turut merayakan kemerdekaan Indonesia dengan berbagai macam perlombaan. Berbagai perlombaan yang diadakan sejak tanggal 14-17 Agustus 2020 antara lain: Pidato Kemerdekaan, Karikatur Pahlawan, Tarik Tambang, Dagongan, Panco, Helm Karung, Labu Koin, Tarik Sarung dan berbagai perlombaan lainnya.
Raudlah (8/8/2020). Bidang Pengasuhan Pesantren Ar-Raudlatul Hasanah menggelar Musyawarah Kerja Organisasi Pelajar Ar-Raudlatul Hasanah (OPRH) dan Rapat Kerja Gugus Depan Koordinator Kepramukaan selama hampir sepekan, dari tanggal 3 hingga 8 Agustus 2020 di dua tempat terpisah; santri putra bertempat di gedung serba guna sedangkan santri putri di aula pertemuan Hafshah.
Kegiatan Muker dan Raker yang rutin dilakukan setiap tahunnya ini diikuti oleh seluruh santri dan santriwati kelas 6 KMI, baik yang duduk di kepengurusan maupun tidak. Sebanyak 133 santri putra dan 144 santri putri yang duduk di OPRH serta 26 santri putra dan 27 santri putri yang duduk di Koordinator Kepramukaan menjalani muker dan raker dalam tiga sidang.
Pertama adalah sidang pleno. Dalam sidang ini seluruh peserta sidang dipimpin oleh pimpinan sidang mendengarkan setiap bagian OPRH atau Gudep menyampaikan program kerjanya masing-masing. Peserta sidang berhak bertanya dan mengkritik program kerja bagian yang kurang maksimal atau bahkan tidak terlaksana.
Lalu dilanjutkan ke sidang komisi. Dalam sidang ini peserta dibagi menjadi beberapa forum sidang-sidang kecil, membahas serta mengusulkan program kerja yang akan dilaksanakan setahun kedepan. Tidak hanya mengusulkan, dalam sidang komisi peserta bisa merevisi atau bahkan menghapus program kerja tahun sebelumnya jika dipandang memang tidak layak lagi untuk dikerjakan.
Kemudian yang terakhir adalah sidang paripurna. Dalam sidang ini seluruh usulan yang disidangkan pada sidang komisi sebelumnya diputuskan. Pimpinan sidang dengan diawasi oleh steering committee memutuskan untuk menerima usulan, revisi, atau penghapusan program kerja diterima atau ditolak. Segala bentuk putusan dalam sidang paripurna bersifat mengikat dan bagian yang bersangkutan harus melaksanakan program kerja tersebut untuk kedepannya.
Muker dan Raker merupakan kegiatan wajib bagi santri dan santriwati kelas 6 KMI sebagai upaya dalam mengevaluasi dan meningkatkan program kerja serta sebagai pengingat dalam menjalankan program kerja bagian yang belum terlaksana. Kegiatan yang turut diawasi oleh Direktur, Bidang Pengasuhan, dan guru-guru pembimbing ini diharap mampu melatih dan mengembangkan pengetahuan dan keterampilan santri dalam berorganisasi.
Raudlah (6/8/2020). Wakil Gubernur Sumatera Utara Drs. H. Musa Rajekshah, M.Hum., menghadiri peresmian gedung asrama santriwati baru “Khadijah” di Pesantren Ar-Raudlatul Hasanah Medan, Rabu (5/6). Didampingi oleh Asisten Umum dan Aset Setdaprovsu M Fitriyus, Kepala Bappeda Sumut Hazmirizal Lubis dan Kepala Biro Humas dan Keprotokolan Setdaprovsu Hendra Dermawan Siregar disambut meriah oleh tim Drum Band Buana Nada Raudhah setiba di gerbang Pesantren Ar-Raudlatul Hasanah.
Acara dimulai dengan pembacaan ayat suci Alquran oleh santriwati kelas 4 KMI dan doa yang dibawakan oleh Ustadz H. Andi Wahyudi, Lc., M.A. Kemudian Bapak Direktur membacakan Laporan Panitia Pembangunan Gedung Khadijah. Dilanjutkan dengan acara inti yakni peresmian gedung Khadijah yang ditandai dengan penandatanganan prasasti dan pemotongan pita oleh Wagub Sumatera Utara, Bapak Pimpinan, Bapak Ketua Umum Badan wakaf dan Bapak Direktur beserta wakilnya. Acara diakhiri dengan peninjauan gedung dan kamar serta foto bersama santriwati.
Gedung berlantai 3 ini merupakan proyek pembangunan asrama santriwati pengganti gedung Khadijah yang berbahan kayu yang telah digunakan sejak tahun 1990. Gedung Khadijah baru ini dibangun di atas lapangan bola kaki lama sebelah utara, sementara sisanya di sebelah selatan tetap dijadikan area terbuka untuk kegiatan santriwati. Menghabiskan dana sebanyak Rp 5,6 Milyar, gedung Khadijah akhirnya rampung setelah 1 tahun dari peletakan batu pertama pembangunannya (5/7/19) oleh Wagubsu. Dari total dana yang dikeluarkan, 95% sumber dana berasal dari swadaya usaha pesantren yang dikelola langsung oleh santri dan guru.
Bapak Direktur Pesantren Ar-Raudlatul Hasanah, KH. Solihin Adin, S.Ag., MM., dalam sambutannya sekaligus bertugas membacakan Laporan Panitia Pembangunan Gedung Khadijah menyampaikan terima kasih kepada Wagubsu yang telah memberikan perhatian lebih terhadap Pesantren Ar-Raudlatul Hasanah khususnya pembangunan gedung Khadijah ini, sejak peletakan batu pertama hingga peresmian hari ini. “Semoga ke depannya Bapak Wagubsu bisa menyumbang lebih banyak lagi, syukur-syukur satu gedung” tutup Ustadz Solihin yang disambut tepuk tangan oleh hadirin.
Mengawali sambutannya, Bapak Wakil Gubernur Sumatera Utara, Drs. H. Musa Rajekshah, M.Hum., sedikit heran. Hal tersebut dikarenakan setelah peletakan batu pertama tahun lalu, tidak ada proposal yang masuk ke kantor Gubernur. “Ternyata didanai oleh hasil usaha pesantren sendiri. Hebat ini. Pesantren mampu ciptakan ekonomi yang mandiri” ucap Wagubsu yang diiringi tepuk tangan hadirin.
Di akhir sambutannya, Wagubsu terus mengingatkan kepada guru-guru, para santri dan peserta yang hadir agar tetap mematuhi protokol kesehatan. “Pandemi belum berakhir, mari patuhi protokol kesehatan. Sering-sering cuci tangan, gunakan masker, jaga jarak dan sering berwudhu. Doakan agar pandemi ini segera berakhir, agar seluruh sekolah bisa dibuka kembali” tutup Wagubsu.
Raudlah (4/8/2020). Menyambut tahun pelajaran 2020-2021, Pesantren Ar-Raudlatul Hasanah melalui bidang Sekretaris mengadakan penataran untuk guru dan staf baru (1/8). Kegiatan yang dilaksanakan sejak 1 Agustus sampai 4 Agustus 2020 ini bertempat di aula pertemuan Hafshah dengan diikuti oleh 24 guru dan 6 staf baru.
Penataran guru dan staf baru merupakan sunnah Pesantren Ar-Raudlatul Hasanah yang selalu dilaksanakan setiap tahunnya guna membekali guru-guru dan staf baru akan fungsi, hak dan kewajibannya di Pesantren.
Selama empat hari seluruh peserta ditatar dengan delapan materi berbeda. Turut mengisi kegiatan penataran guru dan staf baru, Bapak Direktur dan Wakil Direktur, Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah RH, dan bapak-bapak Kepala Bidang Pesantren Ar-Raudlatul Hasanah.
Delapan materi yang disampaikan pada penataran tahun ini adalah; Sejarah Pesantren dan Pesantren Ar-Raudlatul Hasanah diisi oleh Dr. KH. Rasyidin Bina, MA. Norma dan Nilai Kehidupan di Pesantren Ar-Raudlatul Hasanah oleh Ust. H. Miftakhuddin, SS. S.Pd.I., MM. Ilmu Keguruan dan Strategi Belajar Mengajar oleh KH. Solihin Adin, S.Ag., MM. Pengajaran Dirasah Islamiyah oleh Ust. H. Andi Wahyudi, Lc., MA. Pengajaran Bahasa Arab dan Inggris oleh Ust. Zulfikri, S.Pd.I. Pengajaran Ilmu Eksakta dan Sosial oleh Ust. H. Joko Kuncoro, S.H., M.Kn. Cara Pembuatan I’dad (RPP) oleh Ust. Fathurrahman, S.Ag., MM., dan Service Excellent oleh Ust. Carles Ginting, BHSc.
Raudlah (31/7/2020). Di tengah pandemi Covid 19 yang tak kunjung usai, langkah Pesantren untuk menyemarakkan Hari Raya Idul Adha 1441 H tidak lantas ikut menyurut. Semangat santri dan santriwati dalam memeriahkan Idul Adha tahun ini diawali dengan berpuasa sunnah ‘arafah 9 Dzulhijjah 1441 H (30/7). Seluruh santri/wati diwajibkan berpuasa sebagai bentuk latihan pembiasaan terhadap puasa sunnah.
Malam harinya, seluruh santri putra dengan dikoordinir oleh Panitia Pelaksana Pekan Perkenalan Khutbatul ‘Arsy melaksanakan takbiran bersama. Bertempat di lapangan depan gedung Al-jihad, kegiatan takbiran ini dilakukan dalam bentuk perlombaan antar rayon. Seluruh peserta dari tiap-tiap rayon menampilkan kekompakan, seni dan kreasinya dalam melantunkan takbir. Sedangkan santri putri bertakbir dari rayon masing-masing sambil mendekorasi rayonnya. Rayon dengan hiasan paling cantik dan indah menjadi pemenang.
Esok paginya 10 Dzulhijjah 1441 H (31/7), sebelum mengikuti shalat ‘ied berjamaah di masjid, yang biasanya santri/wati akan bertakbir keliling di sekitar komplek pesantren, kini para santri/wati hanya bisa bertakbir keliling di dalam pesantren tanpa keluar kampus. Hal tersebut dikarenakan Pesantren masih menerapkan protokol kesehatan dengan menjaga jarak dari orang luar.
Lalu tepat pukul 07.15 Wib shalat Idul Adha dimulai dengan diimami langsung Bapak Direktur KH. Solihin Adin, S.Ag., MM., dan yang bertindak selaku khatib adalah Ustadz H. Yusuf Habibi, Lc. Dalam khutbahnya Ustadz Habibi menyampaikan teladan dari bapaknya para Nabi, yakni Nabi Ibrahim ‘alaihissalam dalam mendidik keluarganya. Di akhir khutbahnya beliau menyatakan, “Seorang Ayah yang shalih dan Ibu yang shalih akan melahirkan generasi-generasi yang shalih”.
Usai shalat ‘ied berjama’ah para santri berkesempatan menyaksikan penyembelihan hewan kurban yang berlokasi di rest area putri. Tahun ini panitia Idul Adha 1441 H Pesantren Ar-Raudlatul Hasanah menerima dan menyalurkan hewan kurban sebanyak 18 ekor sapi dan 11 ekor kambing. Seluruh hewan kurban ini merupakan patungan dari guru-guru, santri/wati, wali santri dan warga sekitar Pesantren. Hewan kurban yang telah disembelih didistribusikan kepada ahli kurban, warga sekitar Pesantren, guru-guru, dan sebagian lainnya dikonsumsi oleh santri dan santriwati.