Raudlah 2. Malam tahun baru 1 Hijriah 1441 yang bertepatan dengan malam Ahad, 31 Agustus 2019 diperingati dengan khataman Al-Qur’an oleh seluruh santri dan santriwati Pesantren Ar-Raudlatul Hasanah 2 di masjid Jami’ Pesantren dibawah bimbingan Kepala Bidang Ibadah dan pengurus OPRH bidang Ta’lim.
Keesokan paginya di adakan upacara Peringatan 1 Muharram, yang langsung di pimpin oleh bapak Direktur Pesantren Ar-Raudlatul Hasanah 2, dalam sambutannya, beliau menyampaikan bahwa: “Tahun baru hijriah ini merupakan tahun penuh arti bagi Pesantren Ar-Raudlatul Hasanah 2, selain hari ini adalah Hari lahirnya pesantren Ar-Raudlatul Hasanah Medan juga sebagai Hari peringatan hijrahnya Rasulullah saw dari kepungan kafir Quraisy Makkah ke Yastrib (Madinah Munawwarah). Dalam upaya tersebut perlu di pahami bahwa hijrah ini tidak dinamakan lari akan tetapi semata-mata taat pada perintah Allah swt, sehingga menjadikan moment hijrah tersebut, sebagai hijrah terbanyak pertama ummat muslim ke Yastrib ketika itu, dan Disanalah Islam memberikan warna dan peradaban baru sehingga menjadikan penduduk Madinah menjadi masyarakat madani, berakhlak, beradab dan berbudi pekerti yang tinggi. Seperti itu jugalah yang selalu kami do’akan dan kami harapkan agar anak-anak kami dapat, berhijrah dari zaman jahiliyah menuju zaman terang benderang, dari zaman kebodohan menuju zaman kepintaran, dari kebiasaan buruk menjadi kebiasaan yang baik dan semoga anak-anak kami selalu di ridhoi Serta lindungan Allah dalam segala bentuk hiruk pikuk semangat perjuanganmu belajar di Pesantren ini, Aamiin.”
Usai upacara, santri menyantap makanan menu khusus Bersama wali kelasnya di dapur umum pesantren. Merupakan wujud kesyukuran berakhirnya rangkaian Apel Tahunan dan juga masuknya tahun baru Islam 1441 Hijriah. Menciptakan keakraban di balik momen tahun baru hijriah, pesantren Ar-Raudlatul Hasanah 2 adakan banyak kesyukuran.
Raudlah 2. Usai waktu isya’ Bupati tiba di Pesantren Ar-Raudlatul Hasanah 2 Lumut, dan di sambut hangat oleh Bapak Badan Wakaf, Bapak Pimpinan, Bapak Direktur dan seluruh Asatidzah (guru-guru) serta santri Pesantren Ar-Raudlatul Hasanah 2. Rombongan Bupati beserta jajarannya di jamu Pengurus pesantren di Baitul Anshor (rumah dinas direktur), sambil bercengrama sesaat menyantap jamuannya serta mendengarkan laporan camat bahwa perairan di pesantren sudah di proses, menuju finsih Insya Allah. (29/08/19)
Usai ramah tamah penyambutan bapak bupati, rombonganpun mulai bergegas menuju lapangan acara, sehingga acarapun di mulai. Pada sambutannya bapak Bupati berpesan “Pimpinan adalah seorang yang mampu berdakwah dalam sikap yang lebih nyata, sebab kata-katanya menjadi perintah, perintahnya menjadi kebijaksanaan, kebijaksanaannya saat berefek untuk keberlangsungan masyarakatnya. Di awal-awal saya di lantik, kebijakan pertama, saya tutup 800 lokalisasi di Tapteng ini, dan selanjutnya saat ini, saya membuat kebijakan baru khusus buat anak muda yang teridentifikasi pengedar, pengguna, bandar dan pemakai narkoba, maka akan di usir dari Kabupaten Tapanuli Tengah ini, serta tidak diperbolehkan balik ke kabupaten ini selama 15 tahun. Semua yang saya lakukan ini bukan tidak mendapat kecaman dari banyak pihak, banyak, banyak sekali, namun itulah upaya yang bisa saya dan kita semua lakukan demi menjaga ke berlangsungan hidup yang lebih baik di kampung kita ini.”
“untuk itu, besar harapan kami, anak-anak kami, adek-adek kami yang ada di sini, di pesantren ini harus bisa menjadi pemimpin-pemimpin di masa yang akan datang, kita do’akan, semoga bupati selanjutnya terlahir dari pesantren ini, aamiin, dan Sebelum terakhir, tadi bapak direktur menyampaikan bahwa pesantren membutuhkan Aula pertemuan, saya usahakan, dari pemerintahan mengusahakan untuk bisa membantu, saya sampaikan mungkin Bupati tidak bisa menyubang 10 sak semen, jadi ya 1000 sak aja lah ya.” Canda Bupati di sambut tepuk tangan para hadirin.
Di akhir Sebelum penutupan sambutan, beliau menanyakan dari para hadirin, adakah orang tua kita yang lanjut usia, yang ikut hadir menonton acara ini?
Seketika seorang Nenek berdiri, di tanya sekilas apakah Sudah pernah haji, belum jawab nenek, kemudian siapa lagi? Berdiri kakek dari sisi tempat duduk bapak-bapak, yang kakek ditanya apakah pernah haji, juga belum pernah jawab kakek. Samar-samar para hadirin bersuara, kakek -nenek suami istri, mendengar berdua suami istri Bupati tanpa ragu meminta camat mencatatat nama kedua pasangan lanjut usia tersebut dan akhirnya,.. Berdua mendapatkan hadiah umroh dari bapak bupati.
Beliau mengikuti acara tersebut hingga pertengahan dan memohon diri, usai berpose bersama dengan aktor penampil pada malam tersebut.
Raudlah 2. Direktur beserta pengurus pesantren Ar-Raudlatul Hasanah 2 adakan audiensi ke kantor Bupati Tapanuli Tengah Pandan. Tepat pada hari senin, 26/08/19 usai makan siang, rombongan di sambut oleh bapak Bupati langsung di kantor beliau. Pada kesempatan tersebut, tanya jawab berlangsung antara Bapak Bupati Bakhtiar Ahmad Sibarani dan Direktur Pesantren Ar-Raudlatul Hasanah Al-Ustadz Supriadi, diantara point penting yang disampaikannya adalah Seputar perkembangan Pesantren Ar-Raudlatul Hasanah 2, dan juga kendala yang di hadapinya.
Usai mendengarkan prakata dari pesantren, bapak bupati langsung meminta sekretarisnya untuk menyambungkannya ke Camat Lumut. “Tolong sambungkan saya dengan camat lumut, Assalamu’alaikum wr. wb, bapak camat, di Lumut ada pesantren Ar-Raudlatul Hasanah 2, coba tolong di bantu mereka dalam mengatasi masalah perairan di pesantren itu ya, peraian yang dari pegunungan itu tolong segera di urus ya pak camat, terima kasih, Assalamu’alaikum wr. wb” Singkat, padat dan lugas beliau mengakhiri arahannya.
Pada saat yang sama, pesantren juga meminta kesediaan Bupati hadir untuk membuka acara pagelaran seni Akbar Arena Gembira di Pesantren Ar-Raudlatul Hasanah 2, tanpa menunggu jeda beliau menjawab, “Saya siap, Saya siap hadir, dan memang ada rencana saya ingin beri’tikaf di mesjid pesantren itu.” Selanjutnya Bupati menekan tombol yang ada di sofa duduknya, seketika Sekretaris mengetuk pintu ruangan dan masuk kedalam ruangan. “Tolong jadwalkan saya untuk berangkat ke Pesantren Ar-Raudlatul Hasanah 2 pada Kamis malam, acara di mulai habis shalat isya’ Bersama seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Muslim ya, terima kasih.” Tutup beliau sambil menyerahkan surat undangannya pada sekretarisnya.
Sebelum terakhir pesantren sempat memberikan cinderamata untuk bapak bupati dan selanjutnya di sambut dengan salam-salaman dari kedua belah pihak.
Raudlah 2 Lumut, Pembukaan latihan pidato 3 Bahasa di Pesantren Ar-Raudlatul Hasanah 2 dimulai dengan menampilkan santri/santriwati terbaik dari ruangan muhadarahnya tahun lalu. Acara berlangsung di masjid Baitul Mughni Pesantren dengan dihadiri bapak-bapak kepala bidang, para ustadz dan ustadzah serta seluruh santri-santriwati dari kelas 1 hingga kelas 6, kamis malam, 11/07.
Dalam Muhadarah Akbar ini pesantren ingin menunjukkan contoh yang baik bagi seluruh santri/santriwatinya terkhusus bagi santri/santriwati baru, berharap dengan melihat kakakannya bisa, mereka akan termotivasi juga menjadi lebih baik.
Selain sebagai percontohan, pesantren juga melatih mental keberanian mereka untuk berbicara di depan orang banyak, dengan tutur kata yang teratur, bahasa yang sopan, serta sikap penuh rasa percaya diri dan tidak arogan.
Dan terakhir tujuan dari pidato ini adalah agar Anak kami tahu dan tidak tertipu oleh karena bahasa. Sebagaimana pepatah arab yang sering kita dengar, “Man ‘arofa lughota qoumin salima min makrihim”: Barang siapa memahami bahasa suatu kaum maka dia akan selamat dari tipu daya kaum tersebut. Sampai kesanalah kira-kira upaya pidato 3 bahasa ini di laksanakan.
Besar keinginan kami, santri raudlah 2 Lumut bisa piawai dalam berbahasa dan berorasi. Tinggi cita-cita kami terhadap kalian, kelak akan lahir dari santri-santriwati pesantren Ar-Raudlatul Hasanah 2 Lumut ini singa-singa podium, seperti Alm. Ust. KH. Zainuddin MZ, Ustadz Abdul Somad dan santriwatinya seperti Mama dedeh atau usth. Oki Setiana Dewi. Aamiin ya Rabbal’alamiin. Sambutan Kepala bidang pengasuhan Al-Ustadz Jainal Abidin, Lc, ketika membuka acara Muhadarah Akbar tersebut.
Raudlah
2 Lumut.“Pesantren Ar-Raudlatul Hasanah 2 Lumut bukan bengkel,
bukan tukang sulap yang mampu merubah sesuatu dari buruk menjadi baik dalam
waktu sekejab, perlu ada waktu yang panjang dalam mendidik, perlu ada kesabaran
lebih mendalam ketika mengajar dan dibutuhkan pemikiran mendasar untuk
memberikan pencerahan dan terobosan agar pesantren dan santri/santriwatinya dapat
menjadi lebih baik.” Sambut pewakif Pesantren Ar-Raudlatul Hasanah 2
Lumut, Drs. H. Abdul Aman Nasution saat mengucapkan kalimat selamat datang dalam
acara “Silaturrahim Keluarga Besar Pesantren Ar-Raudlatul Hasanah 2 Dengan
Wali Santri/Wati Baru Pesantren Ar-Raudlatul Hasanah 2 Lumut.” di Masjid
Pesantren. Ahad, 7/7.
Selain
silaturrahim, pesantren juga menerangkan bagaimana arah, kiprah, serta visi-misi
pesantren dan juga cita-cita pesantren ke depannya. Diantaranya terangkum dalam
sambutan Direktur Pesantren Ar-Raudlatul Hasanah 2 Lumut, Al-Ustadz Supriadi,
M.Pd.I bahwa: “Pesantren ini adalah wakaf, milik kita bersama, harus
sama-sama kita jaga, kita kembangkan dan kita perjuangkan bersama. Dalam upaya
menjaganya bapak-ibu kami harapkan bisa memahami pesantren dan ikut serta dalam
menjalankan disiplin serta aturan yang berlaku di pesantren, saat waktu shalat
biarkan anak shalat berjama’ah jangan di panggil, di saat anak masuk kelas,
tunggu hingga waktu istirahat atau usai pulang sekolah baru di jumpai, intinya
jangan merusak aturan pondok, sebab kami sebagai guru-guru di sini juga benar-benar
berusaha semaksimal mungkin dalam mendidik anak-anak kami dengan sepenuh hati,
memantau shalat mereka, makan mereka, bahasa mereka serta perkembangan keilmuan
mereka. Mendidik mereka menjadi diri yang mandiri dengan jiwa kesederhanaan adalah
terget utama kami saat ini.
Bapak-bapak
dan Ibu-ibu yang kami hormati, Raudlah tidak pernah membeda-bedakan anak-anak
kami dari status sosial orang tuanya, siapapun dia tetap di perlakukan sesuai
dengan porsinya masing-masing, tetap tinggal dalam kamar yang sama, makan dan
minum di dapur yang sama, mandi di kamar mandi yang sama, hingga belajar di
kelas dan guru yang sama, tidak ada pengkotak-kotakan menurut strata sosial
orang tuanya, seperti yang terangkum dalam semboyan pesantren, Raudlah Di Atas
Dan Untuk Semua Golongan.”
Selain
menjelaskan tentang aturan, disiplin, perkembangan pesantren dan juga
memperkenalkan wali kelas 1 dan 1 Intensif kepada orang tua/wali
santri/santriwati baru, bapak direktur juga menekankan bahwa segala bentuk
pekerjaan anak-anak kita di pesantren ini tidak lepas dari nilai-nilai
kepondokmodernan. Semboyannya: “Apa yang kamu lihat, apa yang kamu
dengar dan apa yang kamu rasakan adalah pendidikan” begitulah pola
pendidikan di pesantren modern ini. Maka dari itu, jangan pernah mengira piket
rayonnya anak-anak, membuang sampah, piket kelas, diajak gotong royong oleh
ustadz dan ustadzahnya adalah memanfaatkan tenaga mereka, tidak…. bukan….
sama sekali tidak demikian, akan tetapi ini adalah upaya mendidik mereka
tentang bagaimana hidup dan kehidupan, bagaimana arti kebersamaan dan pola
gotong royong di masyarakat, begitulah pesantren mengajarkan trilogi pendidikan
melalui praktek lapangan langsung.
Di akhir sambutannya, bapak direktur menjelaskan bahwa
seluruh guru (ustadz/ustadzah) yang ada di sini bukan pekerja tapi pejuang fi
sabilillah, yang berfokus mencetak, mendidik dan mengajarkan santri/wati agar
bisa menjadi santri yang memiliki potensi apa saja sehingga dapat terjun dan
siap penjadi pejuang dimanapun dia berada, sebab dibumi manapun dia berpijak,
maka dialah yang bertanggungjawab akan keislamannya.”
Tepat ketika MC menutup acara, di sambut dengan bergeraknya
Direktur menyalami orang tua wali di dampingi bapak pewakif, bapak-bapak kepala
bidang dan seluruh wali kelas, ustadz dan ustadzah yang dilanjutkan dengan temu
akrab orang tua bersama wali kelas anaknya di dalam masjid pesantren
Ar-Raudlatul Hasanah 2 Lumut. Ed. Irhas.