Raudhah (3/11). Hampir empat bulan berlalu sejak peletakan batu pertama oleh Wakil Gubernur Sumatera Utara Musa Rajeckshah pada tanggal 5 Juli 2019, gedung Khadijah Baru masih dalam proses pembangunan dan kini sudah mencapai 40% dari seluruh pengerjaan.
Kepada Bidang Kesejahteraan Ustadz Dermawan, S.E., S.Pd.I., M.M. menyatakan bahwa pembangunan gedung Khadijah Baru ini menelan biaya hingga Rp 7,5 Milyar. Gedung permanen berbentuk letter U ini terdiri atas tiga lantai, setiap lantainya memiliki 11 kamar berukuran 7×8 m.
Dengan kapasitas sebanyak 33 ruang, direncanakan gedung baru ini difungsikan sebagai asrama santri putri yang dapat menampung hingga 660 santri.
Sesuai rencana awal, gedung Khadijah Baru akan dapat ditempati pada Februari 2020 oleh santri putri lama yang saat ini menghuni gedung Khadijah lama dan gedung Fatimah. Namun rencana tersebut diperkirakan sedikit mundur hingga pertengahan Juni 2020 melihat kondisi pengerjaan pembangunan yang baru mencapai 40%. “InsyaAllah, mudah-mudahan bulan Juni 2020 proyek pembangunan gedung Khadijah Baru dapat diselesaikan, sehingga seluruh santri putri baru bisa menempati gedung ini”, demikian ungkap Ustadz Dermawan.
Ketika ditanya tentang kendala pembangunan, Ustadz Dermawan mengaku alhamdulillah sampai saat ini tidak ada kendala yang cukup besar dalam pelaksanaan pembangunan gedung Khadijah Baru. “Ya paling hanya kendala alam saja”, kata beliau. Hal tersebut cukup beralasan dikarenakan beberapa minggu ini intensitas hujan di Kota Medan dan sekitarnya cukup sering.
Gedung Khadijah Baru ini akan dilengkapi dengan kamar mandi dan jemuran pakaian di setiap lantainya sehingga diharapkan dapat mempermudah santri dalam melaksanakan aktifitas hariannya di asrama.