Raudlah. Dalam setiap pergerakan selalu ada kata ‘mulai atau permulaan’, maka demi berjalannya proses belajar mengajar yang Insya Allah berkah, dipenuhi rahmat Allah, maka kita buka tahun Ajaran Baru kita di Pesantren Ar-Raudlatul Hasanah dengan sama-sama melafadzkan niat, “Nawaitutta’alluma fi Ma’hadirraudhatil Hasanati kaaffatan Lillahi ta’ala” (sengaja saya berniat belajar, menuntut ilmu di Pesantren Ar-Raudlatul Hasanah secara totalitas lillahi ta’ala). Di awali dengan niat lurus berharap bahtera pesantren dapat berlabuh kembali menyusuri lautan ilmu dan pendidikan. Ahad, 15/01/17.
Disamping itu Direktur juga berpesan bahwa harus pintar-pintarlah bergaul dan berinteraksi kepada siapa saja, kapan saja, dan dimana saja. Berhubung saat ini sedang belajar di pondok maka harus dipraktekkan. Salah satu caranya harus memperhatikan artikulasi dalam berbicara, harus mengetahui kapan nada suara tinggi, rendah, dan kapan harus datar, sebab berbeda artikulasi ucapan, maka bisa menyebabkan berbeda arti yang dimaksudkan.
Sebenarnya kita semua hebat, tinggal bagaimana memberdayakan potensi-potensi yang ada, dan bagaimana mengembangkan kualitas anak-anak kami yang luar biasa ini sehingga menjadi asset dakwah Islamiyah kedepannya; inilah tugas kami sebagai guru-guru untuk ikhlas mendidik kalian semua. Ingat anak-anakku sekalian: “Harta karun sebenarnya adalah otak kita, dari setiap otak inilah bisa membuat harta karunnya sendiri, dan inilah yang harus di berdayakan.” Tegas beliau berorasi dari mimbar masjid Jami’ Pondok Pesantren Ar-Rarudlatul Hasanah tersebut. ed. Irhas