Sambutan Drs. KH. Rasyidin Bina, MA Pada Pembukaan Amaliyah Tadris Pesantren Ar-Raudlatul Hasanah Medan Sambutan Drs. KH. Rasyidin Bina, MA Pada Pembukaan Amaliyah Tadris Pesantren Ar-Raudlatul Hasanah. Medan. Sumatera Utara

Raudlah. Pembukaan dan pengarahan serta evaluasi “amaliyah tadris” dimulai sejak pukul 07.30wib dibuka langsung  oleh  Direktur Pesantren Ar-Raudlatul Hasanah, Drs. KH. Rasyidin Bina, MA  dihadiri 53 orang ustad dan 35 ustadzah, dengan peserta santri 213 orang santriwati 228 orang, seluruhnya berjumlah 441 orang. Dibuka di Gedung Serba Guna Pesantren. Rabu, 1/2/17

Berikut Petikan Sambutan Pengarahan Drs. KH. Rasyidin Bina, MA dalam upacara pembukaan kegiatan Amaliyah Tadris. Rabu, 1 Februari 2017:

Sambutan Drs. KH. Rasyidin Bina, MA Pada Pembukaan Kegiatan Amaliyah Tadris Pesantren Ar-Raudlatul Hasanah

Sambutan Drs. KH. Rasyidin Bina, MA Pada Pembukaan Kegiatan Amaliyah Tadris Pesantren Ar-Raudlatul Hasanah

 

1) Kemampuan untuk belajar dan mengajar adalah hal yang patut untuk disyukuri.

2) Dari hadis  “shallu kama ra aitumuni ushalli” Rasul memberikan satu pelajaran penting dalam mengajar; lakukanlah dahulu untuk kemudian di contoh

3) Pesantren Ar-Raudlatul Hasanah adalah kulliyatul muallimin al-islamiyah, tempat penyemaian guru-guru. Maka kegiatan amaliyah adalah penting.

4) Kalau ada istilah “never old to learn” maka mengajar pun mesti sampai tua, sampai kapan pun. Tidak hanya belajar yang tak mengenal usia.

5) Alhamdulillah guru-gurumu tetap istiqomah dalam mengajar meskipun ada beberapa selentingan kita tak lagi seperti dulu. Perubahan penilaian hanya perihal menunggu waktu dan melihat keistiqomahan mengajar guru-guru.

6) Berusahalah menjadi pelaku perdana dalam amaliyah tadris karena itu akan menjadi sejarah dalam hidupmu.

7) Ar-Raudlatul Hasanah selalu ingin mengintegrasikan kemampuan kognitif dan pedagogik sebagaimana acara ini. Pedagogiknya sudah kamu miliki di kelas-kelas, mulai hari inilah kognitif kamu diasah.

8) Guru berkualitas dalam definisi kita adalah mahir dalam teori dan praktek sehingga sampai saat ini kita terus menerapkan ujian berbentuk essay yang menggabungkan kemampuan menguasai materi sekaligus menerapkan kemampuan menjelaskannya.

9) Bisa jadi setiap orang menerima teori yang sama, tetapi tidak akan setiap yang menerima teori yang sama itu, sama juga nilai praktek dan aplikasinya.

10) Bahkan guru-guru pun, di sini, dengan mengoreksi dan mengevaluasi kamu sedang belajar melihat diri dan meningkatkan pengetahuan dan pengalaman.

11) Apapun profesi kamu, kamu tetap harus menjadi guru di profesi kamu itu sendiri. Ingat, jika menuntut ilmu tidak ada batas itu juga berarti mengajarkan ilmu pun tidak mengenal batas usia.

12) Sadar, sabar, ikhtiar, belajar dan jangan ingkar!

*Notulensi: Radinal Mukhtar Harahap

Chat Via WhatsApp