Raudlah. Dalam rangka menggiatkan budaya literasi, terutama bidang tulis menulis, Seksi Teknologi Informasi dan Jurnalistik (TIJ) Pesantren Ar-Raudlatul Hasanah selenggarakan Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) Jurnalistik. Diklat ini diikuti oleh seluruh santri/wati kelas 4 dan 3 Intensif (1 Aliyah), “Dalam rangka menggiatkan budaya literasi bagi santri/wati, sudah menjadi sunnah pesantren melaksanakan diklat jurnalistik di setiap tahun, dan sifatnya wajib bagi seluruh santri/wati kelas 4 dan 3 Intensif”, pungkas Ust. Radinal Mukhtar Harahap selaku Kepala Seksi TIJ Bagian Penelitian dan Pengembangan. 26/02
Pada diklat jurnalistik tahun ini, panitia mendatangkan pemateri dari Forum Lingkar Pena Medan, dan Lembaga Pers Mahasiswa DINAMIKA UIN Sumatera Utara, materi yang disampaikan seputar pers dan jurnalistik, bentuk-bentuk tulisan, reportase, dan penulisan berita. Gigih Suroso, selaku salah satu pemateri menyampaikan kesannya terhadap kegiatan ini “Saya sangat berkesan terhadap acara ini, pesertanya sangat aktif dan bersemangat” pungkas mantan Pemimpin Umum LPM Dinamika UINSU ini.
Diklat ini dilaksanakan di Gedung Multimedia pada tanggal 18, 19, 21, 22 dan 26 Februari 2017, “Karena padatnya kegiatan pesantren dan terbatasnya tempat, makanya kita laksanakan diklat ini secara bergantian” ungkap Ust. Dandhy Pradita selaku penanggungjawan acara. Selain mengikuti diklat para peserta juga akan berpartipasi dalam proyek penerbitan buku sesuai minat dan karakter penulisan masing-masing, sebagai tindak lanjut dari diklat ini.
Di tempat terpisah, Ust. KH. Qosim Nursheha Dzulhadi selaku Kepala Bidang LITBANG mengungkapkan bahwa budaya membaca dan tulis menulis adalah budaya ulama-ulama Islam terdahulu yang harus kita lestarikan. “Kita (umat Islam) adalah umat yang berdakwah dan menulis, dan tidak ada peradaban yang maju tanpa karya (tulis)” ungkap penulis buku Lezatnya Menuntut Ilmu ini tentang harapannya dari acara ini.
“Acaranya seru banget, kakak-kakak pematerinya keren-keren, jadi lebih semangat lagi untuk menulis” Ahmad Laroyba ungkapkan kesannya setelah mengikuti diklat jurnalistik. Ed. Handika Surbakti