RAUDHAH – Para santri dan santriwati Pesantren Ar-Raudlatul Hasanah kembali menghidupkan tradisi tadarus Al-Quran dengan metode unik yang menarik perhatian. Sekitar 1.600 santri dan 1.900 santriwati berpartisipasi dalam kegiatan ini dengan membentuk formasi melingkar.
Dalam setiap lingkaran, terdapat 9 hingga 11 santri/wati yang secara bergantian membaca dan menyimak bacaan Al-Quran. Metode ini dirancang untuk memastikan bahwa setiap santri/wari dapat memperbaiki bacaannya dengan bantuan teman sekelompoknya.
Wakil Direktur Pesantren Ar-Raudlatul Hasanah, Ustadz Carles Ginting, BHSc., M.I.Kom., mengungkapkan bahwa sistem lingkaran ini memudahkan para Ustadz/ah dalam memantau jalannya tadarus.
“Dengan kapasitas guru yang lebih sedikit dibandingkan santri, jika tadarus dilakukan dengan formasi berbaris, akan lebih sulit untuk mengawasi. Dengan formasi melingkar, kami bisa memantau dari jauh,” jelasnya.
Tradisi tadarus unik ini mendapat perhatian luas dan diliput oleh berbagai media nasional seperti iNews.id, Harian Mistar, Liputan6.com, Tribun Medan, IDN Times Sumut, TVRI News, dan ANTARA News.
Setiap hari, para santri membaca satu juz Al-Quran, dengan target mengkhatamkan 1 hingga 2 kali selama Ramadan. Muhammad Zikri, salah satu santri yang mengikuti kegiatan ini, merasa metode ini sangat bermanfaat.
“Hikmahnya, kami bisa saling mengoreksi dan memperbaiki bacaan. Dalam satu kelompok, ada santri yang bacaannya sudah baik, sehingga bisa membantu yang lain,” katanya.
InsyaAllah, Tadarus ini berlangsung setiap hari setelah shalat Zuhur dan akan terus dilaksanakan hingga tanggal 20 Ramadhan. Raudhah terus membuktikan komitmennya dalam mencetak generasi Qurani yang tidak hanya fasih membaca Al-Quran tetapi juga mampu memahami dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.