Mulai bulan September 2018 proses pemasakan nasi di Pesantren Ar-Raudlatul Hasanah Medan berubah dari menggunakan gas kepada penggunaan kayu bakar. Perubahan sistem ini berawal dari banyaknya pembongkaran gedung semi permanen yang diganti dengan bangunan permanen. Bagian kayu dari bangunan tersebut yang sudah tidak layak pakai dimanfaatkan sebagai bahan bakar memasak nasi. Selain dari sisa pembongkaran bangunan semi permanen, kayu bakar juga dihasilkan dari pemangkasan dahan dan ranting pohon-pohon yang ada di dalam Kampus Pesantren. Oleh sebab itulah dibangun sebuah tempat memasak nasi yang menggunakan bahan bakar kayu di dekat ruang makan guru di sebelah utara kampus Pesantren.
Sebanyak 4 orang karyawan setiap harinya memasak tidak kurang dari 900 kg beras guna menyiapkan nasi bagi seluruh santri dan santriwati yang berjumlah 3302 orang, dan guru sebanyak 236 orang, serta karyawan dan staf sebanyak 172 orang. Alhamdulillah, dengan perubahan sistem penggunaan bahan bakar kayu, Pesantren mampu menghemat ± Rp.40.000.000,- setiap bulannya bila dibandingkan dengan sebelumnya menggunakan gas yang menghabiskan sebanyak 540 tabung ukuran 12 kg dalam satu bulan.