Akademi Cordoba Indonesia Sosialisasi Cara Membaca Al-Qur’an Sistem 3 Hari di Ar-Raudlatul Hasanah

Akademi Cordoba Indonesia Sosialisasi Cara Membaca Al-Qur’an Sistem 3 Hari di Ar-Raudlatul Hasanah

Ust. Dindin Ketika Menyampaikan Materi Cordobana Tahsin di Multimedia Ar-Raudlatul Hasanah Medan

Ust. Dindin Ketika Menyampaikan Materi Cordobana Tahsin di Multimedia Ar-Raudlatul Hasanah Medan

Membaca al-Qur’an adalah ibadah umat muslim. Bahkan ganjaran pahalanya dihitung perhuruf dari yang dibaca. Untuk itu dalam rangka memperbaiki bacaan agar lebih baik dan benar, Tim Akademi Cordoba Indoensia; Ust. Sya’ban & Ust. Didin Nur Hasan memperkenalkan metode belajar membaca Al-Qur’an ke Pondok Pesantren Ar-Raudlatul Hasanah dengan sistem 3 hari, (Mudah belajarnya cepat bisanya). Strategi jitu yang dibawa dari Surapati-Bandung tersebut di kemas dalam 3 materi pokok. Pertama. Cordobana Membaca Al-Qur’an, kedua. Cordobana tahfiz, ketiga. Corma (Cordobana Terjemah), masing-masing sistem menghabiskan waktu selama 3 hari, maka untuk menguasai keseluruhan sistemnya dibutuhkan sekitar 9 hari. Pelatihan terhitung sejak pukul. 08.00 wib-17.00 wib. Jum’at. 20/03/17 (more…)

IMAM BUKHORI, SANG PERAWI HADITS NOMOR SATU

IMAM BUKHORI, SANG PERAWI HADITS NOMOR SATU

kitab-kitab turats karangan imam bukhori

Kitab-Kitab Turats Karangan imam bukhori

   Imam Bukhori. Nama itu barangkali sangat akrab di telinga kita. Seorang perawi hadits nomor satu yang meriwayatkan ratus ribuan hadits dari 1000 syeikh bahkan lebih. Simaklah apa yang dikatakannya kepada kita tentang hadits-haditsnya itu. “Saya meriwayatkan hadits dari 1000 syeikh bahkan lebih. Tidak satu pun hadits yang saya riwayatkan kecuali saya sebutkan sanadnya.” Hadits-hadits itulah yang terkumpul dalam sebuah kitab yang kita kenal dengan sebutan Shahih Bukhori. (more…)

SKETCH UP KELOMPOK DESAIN GAMBAR PERTAMA DI AR- RAUDLATUL HASANAH

SKETCH UP KELOMPOK DESAIN GAMBAR PERTAMA DI AR- RAUDLATUL HASANAH

Hasil Karya Kelompok sketch up

Salah Satu Hasil Karya Kelompok Sketch Up

   Raudlah. Sketch up merupakan kelompok yang di dalamnya menggambarkan sebuah desain wajah manusia, hewan, tumbuhan dan bangunan. Kelompok yang terbentuk pada Desember 2016 ini sudah beranggotakan 15 orang yang terdiri dari kelas 2-5 Pesantren Ar-Raudlatul Hasanah 23/03.

  Kelompok yang sudah berjalan 4 bulan ini, awalnya terbentuk dari hasil perbincangan bagian kesenian dengan tujuan untuk mencari bakat santri yang suka mendesain akan suatu hal. “Kelompok ini terbentuk pada awalnya dari hasil ngomong-ngomong dan akhirnya terbentuklah sepert ini”. Ungkap Humam Prayuda, pengurus Sketch Up. Untuk bisa masuk dalam kelompok ini  tidak diharuskan lulus syarat khusus, hanya saja diutamakan bagi siapa yang memiliki kepiawaian dalam menggambar, dan gravity. (more…)

Membaca Saja Tidak Cukup

Membaca Saja Tidak Cukup

Santri/wati Pesanen Ar-Raudhatul Hasanah membiasakan diri untuk Menulis dan membaca

Santri/wati Pesanen Ar-Raudhatul Hasanah membiasakan diri untuk Menulis dan membaca

   Membaca adalah hal yang sangat bermanfaat. Karena dengan membaca kita bisa mendapatkan banyak pengetahuan. Jika kita banyak tahu maka kita akan jauh dari yang namanya kebodohan dan kemiskinan. Tapi ada baiknya disamping membaca kita juga menulis. Karena ilmu bagaikan binatang buruan yang harus di ikat dengan kuat. Nah, bagaimana cara mengikatnya? Ikatlah ilmu dengan menulisnya.

   Afkar Study Club adalah klub kajian keislaman yang didirikan lewat kerjasama seksi perpustakaan dengan balitbang, terkhusus dalam mengembangkan pola pikir ilmiyah dan pola pikir kritis dalam menyikapi permasalahan terkini. (more…)

Ala Bisa Karena Ikhlas

Ala Bisa Karena Ikhlas

ikhlas menerima kesalahan dan belajar dari setiap kesalahan, karna itu yang akan menjadikanmu kuat dalam menjalani hidup di Pesantren ar-Raudhatul Hasanah.

ikhlas menerima kesalahan dan belajar dari setiap kesalahan, karna itu yang akan menjadikanmu kuat dalam menjalani hidup di Pesantren ar-Raudhatul Hasanah.

Raudlah. Pesantren adalah lembaga pesantren Islam tertua yang merupakan produk budaya Indonesia. Di Pesantren kita di didik untuk tidak menggantungkan diri kepada orang lain, belajar mencukupi, dan menolong diri sendiri. Seperti mencuci sendiri, bertanggung jawab terhadap alat-alat sendiri, memegang keuangan sendiri, bangun cepat, serta mandi & makan tepat waktu, dan lain sebagainya. Itu semua harus mereka lakukan sendiri. Jika tidak pandai mengatur semuanya maka hidup di Pesantren akan sedikit kesulitan.

Ada sedikit kekhawatiran tampak di wajah orang tua santri dan santriwati anak baru, ketika mereka mencoba ikhlas melepaskan anaknya hidup di Raudlah sedang mereka belum terbiasa hidup mandiri dan mengatur diri sendiri. Tidak jarang keluhan keluhan sang anakpun menguji ketabahan hari orang tua Seperti kesulitan mencuci baju, kebingungan merapikan lemari, bahkan ketidak cocokan dalam berpakaian pun sering di keluhkan sang anak pada orang tuanya ketika menelpon. Namun, di Raudlah inilah yang dikatakan pendidikan. “Apa yang mereka lihat, apa yang mereka dengar, apa yang mereka rasakan, semuanya adalah pendidikan.” Seiring berjalannya waktu, insya Allah mereka akan terbiasa dengan semua kegiatan dan kedisiplinan pesantren dengan sendirinya.

(more…)

Chat Via WhatsApp